Asssalammualaikum
Gimana kabar? Sehat kan.. kan.. duh alhamdulilah ini lagi UTS
dan ngepost di blog itu suatu keseloan yang menyenangkan :)
Apa yang kamu pikirkan jika aku bertanya ”apa indahnya taubat?” pertanyaan ini aku ajuin
kebeberapa temen temen deket aku dan sebagian besar dari mereka menjawab “hehehehehe” tanpa kejelasan selanjutnya. Dan
aku mengambil kesimpulan ternyata gak semua orang merasakan indahnya taubat itu.
Singkatnya aku tanyakan hal ini ke ibuku. Karena aku berfikir
mungkin ibu punya pengalaman lebih banyak tentang taubat. Ceritanya kita lagi
curhat ibu sama anak lewat telfon
“bu indahnya taubat itu apa?” Tiba tiba aja gak ada suara dari
sana. Ini biasa banget kejadian kalau lagi telfon ibu_- soalnya suka banget
lagi telfon disambi ngapaiiiiin gitu. Terus tak tanya lagi “ibu.. ibu..” dan beliau bergumam “subhanallah” berkali kali
“ibu kenapaeee?” tanyaku
“nak indahnya taubat itu gak bisa
diungkapkan, cuma bisa dirasakan”
“ibuuuu ini aku ada tugaaaaas,
jadi ibu harus jelasin” mintaku saat itu
"Ketika sudah taubat rasanya itu subhanallah, apa yang
sudah dilalui betul betul sesuatu kejadian yang harus ditutupi dan jangan
sampai terulang kembali namun ketika harus terulang maka istighfar yang hanya
mampu meredakannya dan selalu ingat janji pada diri sendiri untuk tidak
mengulanginya lagi" Aku cuma menjawab singkat “iya bu is”
"Taubat yang begitu indah buat ibu ketika ibu mempunyai
anak pertama kembar mbak lia mbak mai. Dengan umur yang sama dan karakter yang
samasama keras maka selalu terjadi pertengkaran diantara mereka. Dan saat
itulah ibu secara tidak sengaja mengucapkan omongan kotor. Setelah itu ibu
sungguh menyesal telah mengucapkannya karena ibu takut apa yang ibu katakan
terdengar oleh malaikat dan terkabulkan karena setiap ucapan adalah doa dan
juga setiap omongan orangtua itu tanpa penghalang dengan Allah maka ibu sangat
sangat menyesal telah berbicara kotor pada anak ibu. Ibu hanya bisa menangis
dan selalu mengucapkan “robbi habli minassholihin, robbi habli minassholihin” berulang ulang kali, lalu
mangambil air wudhu untuk shalat taubat dan berpuasa tiga hari untuk memohon
ampun kepada Allah” sungguh aku kaget
“eh ibu ciyusan puasa 3 hari?” buat aku yang belum sholehah
sholehah banget hal itu merupakan hal yang luar biasa. Terkadang aku
inget buat taubat aja udah Alhamdulillah buanget *ya Allah ampuni hamba*
“iya nak, karena ibu hanya ingin
anak anak ibu menjadi anak anak yang shalih dan shalihat. Dan ibu selalu
berusaha untuk terus menerus taubat nak. Taubat itu gak cuma sekali ketika kamu
mendapat musibah dari Allah. Tapi lakukanlah selalu dan kalau bisa biasakan
shalat taubat dua rakaat setelah shalat ya?” pinta ibu
“hehehehhehe” aku cuma bisa meringis “terus terus bu, kan kalau
indahnya taubat dirasain tuh. Kalau bentuk action dari hasil taubat ibu itu
apah?”
“ibu selalu diingatkan allah untuk
selalu bertaubat. Sudah terbiasa mengucapkan robbi habli minassholihin ketika
melihat anakanak ibu berantem dan Alhamdulillah ibu sangat senang sekali ketika
ibu telah berhasil mengantarkan mbak lia sama mbak mai hingga menikah dan
mendapatkan suami yang shalih dan bertanggung jawab dan anak anak ibu yang
shalih dan shalihat inilah yang merupakan indahnya taubat ibu dari sisi lain. Mohon ampun itu indah dan bercahaya nak.
Sebab Allah memeluk kita. Karenanya jangan segan-segan bertaubat, sebab Allah
merindukan taubat kita, lebih dari seluruh sukacita kita. Sekedar kita
beristighfar atau kembali, bahkan sekadar menyesali, pun, sudah merupakan rasa
ampun dari-Nya. Itulah indahnya taubat"
“ah ibu aku kan belum sholihah
keulesss”
“loh mbak inung tuh termasuk anak
ibu yang hebat dan paling sholihah lho”
“hmm. Iya deh ibu pasti ngomong
gitu kesemua anak ibuuuuu. Ya kan? Ya kan?”
“hahhahha” saat itu kita akhiri telfonan
kita dengan tertawa renyah ibu yang ngangenin.
Kesimpulannya aku harus hati hati kalau ngomong, harus sering
taubat, biasain inget Allah, shalat taubat dua rakaat sesudah shalat dan SABAR
nah ini ini hal indah yang susah buanget dilakukin tapi bismillah semoga Allah
mempermudah amin dan intinya aku makin sayang sama ibu is. Yah ini ibu aku.
Bukan mamah aku, mami aku, bunda aku ataupun umi aku. Dan aku cuma punya “ibu” panggilan sederhana ini sangat berarti buatku. Hiks hiks jadii
melankolis nih
Ketika semua orang mempunyai cerita ibu hebatnya, aku juga punya
sejuta cerita tentang ibu aku. Hehehe besok besok aku ceritain lagi yaaa
mkasihh “
assalammualaikum,bonjour
ini cerita dari perancis tentang tiga pemuda muslim yang menciptakan "The Muslim Show" sebuah komik singkat yang lucu namun tetap mempunyai nilai islam yang sangat tinggi. aku kagum pada mereka.
jujur, aku merasa asing dengan beredarnya acara Muslim Show yang diadakan UIN Sunan Kalijaga. dan selalu bertanya "siapa mereka?" yang telah berhasil membatalkan acar kuliah pokokku dan diwajibkan untuk berkunjung dalam acara tersebut. finally, aku kaget sumpah gak bo'ong ketika masuk ruang teatrikal perpustakaan UIN ngeliat tiga makhluk bule ganteng lagi selfie pake blankon daaaan "Oh My God" oke, pertemuan pertama cukup menarik :3
dan selanjutnyaaaa selanjutnyaaaa dan selanjutnyaaa membuatku makin cinta.dan ini dia tokohnya :
Noredine Alam
Greb Blondin
Karin Alam
komik islam yang mereka buat versi Indonesia diterbitkan oleh al-Mizan dan entah kenapa mereka meeilih kampusku untuk show nya di jogja. ah cukup terharu :) tapi terimakasih telah memepertemukan kami. sebenarnya acara ini sudah berlangsung cukup lama tapi entah kenapa akhir akhir ini lagi suka banget sama komiknya yang simple, padat dan bermakna besaaar sekali. recommended banget pokoknya :)
dan ini nih salah satu gambar sederhana yang 'ngena' banget
ini cerita dari perancis tentang tiga pemuda muslim yang menciptakan "The Muslim Show" sebuah komik singkat yang lucu namun tetap mempunyai nilai islam yang sangat tinggi. aku kagum pada mereka.
jujur, aku merasa asing dengan beredarnya acara Muslim Show yang diadakan UIN Sunan Kalijaga. dan selalu bertanya "siapa mereka?" yang telah berhasil membatalkan acar kuliah pokokku dan diwajibkan untuk berkunjung dalam acara tersebut. finally, aku kaget sumpah gak bo'ong ketika masuk ruang teatrikal perpustakaan UIN ngeliat tiga makhluk bule ganteng lagi selfie pake blankon daaaan "Oh My God" oke, pertemuan pertama cukup menarik :3
dan selanjutnyaaaa selanjutnyaaaa dan selanjutnyaaa membuatku makin cinta.dan ini dia tokohnya :
Noredine Alam
Greb Blondin
Karin Alam
komik islam yang mereka buat versi Indonesia diterbitkan oleh al-Mizan dan entah kenapa mereka meeilih kampusku untuk show nya di jogja. ah cukup terharu :) tapi terimakasih telah memepertemukan kami. sebenarnya acara ini sudah berlangsung cukup lama tapi entah kenapa akhir akhir ini lagi suka banget sama komiknya yang simple, padat dan bermakna besaaar sekali. recommended banget pokoknya :)
dan ini nih salah satu gambar sederhana yang 'ngena' banget
https://www.facebook.com/muslimshowindonesia
https://www.facebook.com/themuslimshow?fref=ts
assalammualaikum,
i am 19 years old untuk umur segini kirakira udah pantes belum buat bahas tentang pernikahan? ketika aku mulai menyadari orang orang sekitarku mulai membina keluarga baru mereka. emang sih kebanyakan kakak kelas tapi tetap aja ngerasa terharu ketika mereka menyempurnakan agamanya. dan ketika umurku still belasan tahun dan masih single mungkin itu sebuah pilihan dan tentunya sebuah ketetapan Allah untukku
ketika lingkungannku mulai menuntaskan sunnah rosulnya kenapa disini aku masih belum cukup dewasa untuk mengerti. that's right aku mengakuinya jika aku belum juga dewasa dan masih kekanakan.
duh gusti masih banyak dosa dalam raga yang Kau titipkan ini, belum mampu hambaMu untuk mempertanggung jawabkan amalku di dunia yang hanya sebentar ini.
i am 19 years old untuk umur segini kirakira udah pantes belum buat bahas tentang pernikahan? ketika aku mulai menyadari orang orang sekitarku mulai membina keluarga baru mereka. emang sih kebanyakan kakak kelas tapi tetap aja ngerasa terharu ketika mereka menyempurnakan agamanya. dan ketika umurku still belasan tahun dan masih single mungkin itu sebuah pilihan dan tentunya sebuah ketetapan Allah untukku
ketika lingkungannku mulai menuntaskan sunnah rosulnya kenapa disini aku masih belum cukup dewasa untuk mengerti. that's right aku mengakuinya jika aku belum juga dewasa dan masih kekanakan.
duh gusti masih banyak dosa dalam raga yang Kau titipkan ini, belum mampu hambaMu untuk mempertanggung jawabkan amalku di dunia yang hanya sebentar ini.